Berdasarkanhadits Jabir bin Abdullah r.a, ia berkata, "Didatangkan seorang pencuri kepada Nabi saw., maka beliau bersabda, 'Bunuhlah dia!' Para sahabat mengatakan, 'Wahai Rasulullah, dia hanya mencuri.' Beliau bersabda, 'Potong tangannya.' Jabir berkata, 'Maka diapun dipotong tangannya. Kemudian orang itu dibawa untuk kedua kalinya, maka
JAKARTA - Rasulullah SAW memiliki salah seorang sahabat yang bernama Jabir Bin Abdullah. Jabir merupakan sahabat yang sangat mencintai Rasulullah SAW. Meski tergolong masih muda, namun semangatnya untuk selalu bersama Rasulullah SAW sangat tinggi. Jabir merupakan putra dari seorang syahid dalam perang Uhud, Abdullah bin 'Amr. Sahabat Nabi SAW yang banyak meriwayatkan hadits ini lahir di kota Yastrib Madinah pada 15 tahun sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Dia memeluk Islam sejak kecil ketika dia mengikuti Bai'at 'Aqabah Kedua dengan ayahnya. Ketika sang ayah bergabung dengan tentara Muslim dalam perang Uhud, Jabir diminta tetap tinggal di Madinah untuk mengurus keluarga. Abdullah memiliki banyak anak perempuan karena itu dia memerintahkan putra satu-satunya itu untuk merawat mereka dan tidak ikut berperang. Dalam perang yang menghasilkan kekalahan di tangan kaum Muslim itu, sang ayah menjadi syuhada. Jabir yang kala itu usianya belum mencapai 20 tahun, begitu sedih dengan wafatnya sang ayah sekaligus kebingungan. Sebab, dia harus merawat saudara perempuannya dan juga membayar utang ayahnya. Kekhawatirannya itu tidak luput dari perhatian Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW pun bertanya perihal kesedihan Jabir. Jabir lantas menceritakan masalahnya, bahwa sang ayah yang telah syahid meninggalkan banyak anak dan utang yang besar. Nabi SAW pun menghiburnya dengan mengatakan ayahnya termasuk di antara para syuhada dan membacakan firman Allah dari surat 3 ayat 169, yang berbunyi, "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki." Hati Jabir pun menjadi lega ketika mendengar ayat-ayat tersebut. Jabir kemudian menikahi seorang janda yang lebih tua darinya dengan harapan istrinya bisa membantunya membesarkan adik-adik perempuannya dengan lebih baik. Bersambung. Baca juga Kisah Jabir Ibn Abdullah dan Kedermawanan Nabi SAW 2 Kisah Jabir Ibn Abdullah dan Kedermawanan Nabi SAW 3 Kisah Jabir Ibn Abdullah dan Kedermawanan Nabi SAW 4 Kisah Jabir Ibn Abdullah dan Kedermawanan Nabi SAW 5-Habis
\n \n\nkumpulan hadits jabir bin abdullah
KumpulanArtikel Islami. Malam Lailatul Qadar Malam Lailatul Qadar. Kategori Puasa. Selasa, 26 Oktober 2004 07:18:21 WIBMALAM LAILATUL QADAROlehSyaikh Salim bin 'Ied Al-HilaalySyaikh Ali Hasan Ali Abdul HamidKeutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur'an Al-Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 122653 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7acd5a7b1b0bc8 • Your IP • Performance & security by Cloudflare 5 Apabila tidak diketahui ukuran mana yang dominan maka diwajibkan mengeluarkan 10 %, karena pada asalnya diwajibkan zakat 10 % hingga diketahui dengan jelas bahwa itu diairi dengan pembiayaan. (al-Mughni 4/166). Demikian beberapa hukum seputar zakat hasil pertanian dan perkebunan, semoga bermanfaat. Hadis Jabir bahasa Arabحَدیث جابِر adalah hadis nabawi yang digunakan oleh muslim Syiah untuk membenarkan dan menjelaskan nama-nama Imam. Perawi hadis ini adalah Jabir bin Abdullah al-Anshari. Nabi Muhammad saw menjelaskan nama-nama 12 imam syiah dan gelar Imam ke-5. Teks Hadis Setelah turunnya ayat itha’ah [catatan 1] Jabir bin Abdullah Anshari bertanya kepada Nabi Muhammad saw Wahai Rasulullah saw!Kami mengenal Tuhan dan Rasul-Nya, kami juga perlu untuk mengenali ulul amri kami. Nabi bersabda Mereka adalah penggantiku dan para Imam Kaum muslimin setelahku, pertama dari mereka adalah Ali bin Abi Thalib as dan kemudian secara berurutan adalah Hasan as, Husain as, Ali bin Husain as, Muhammad bin Ali as yang di Taurat dikenal dengan Baqir dan ketika kamu tua, kamu akan melihatnya, setiap kali kamu melihatnya, sampaikan salamku untuknya. Setelah Muhammad bin Ali, sesuai urutan Ja’far bin Muhammad, Musa bin Ja'far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan bin Ali dan setelahnya, putranya yang memiliki nama dan kunyah sepertiku. Ia akan ghaib dalam pandangan masyarakat dan ghaibnya akan lama, hal ini akan membuat orang-orang yang hanya memiliki keimanan yang kuat saja yang akan meyakininya. [1] Perawi Hadis ini diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah Anshari dari Rasulullah saw. Oleh sebab itu, hadis ini terkenal dengan nama hadis Jabir. Dalam hadis ini, dijelaskan tentang nama-nama dari setiap Imam-imam Syiah. Ketika Nabi menyebut nama Imam ke-5, beliau mengisyaratkan kepada lakabnya Baqir dan meminta kepada Jabir supaya menyampaikan salam beliau kepada Imam Baqir as saat ia betemu dengannya. Dalam hadis ini juga dijelaskan kegaiban Imam Zaman yang panjang dan Imam Zaman diibaratkan seperti matahari yang berada dibalik awan. [2] Sumber Referensi Hadis Hadis ini terdapat dalam beberapa sumber-sumber referensi Syiah seperti Kifayah al-Atsar, [3] Kamal al-Din wa Tamam al-Ni'mah [4], Bihar al-Anwar [5] dan juga sebagian sumber referensi Ahlusunah seperti Yanābi’ al-Mawadah [6]. Sebagian mufasir Syiah menjelaskan hadis ini dalam pembahasan ayat itha’ah. [7] Catatan Kaki ↑ Thabrisi, I’lām al-Wara, 1417 H, jld. 2, hlm. 182; Yanābi’ al-Mawaddah, 1422 H, jld. 3, hlm. 398-399. ↑ Thabrisi, I’lām al-Wara, 1417 H, jld. 2, hlm. 181-182. ↑ Khazar Razi, Kifāyah al-Atsār, 1401 H, hlm. 54-55. ↑ Shaduq, Kamaluddin wa Tamam an-Ni'mah, jld. 1, hlm. 253-254. ↑ Majlisi, Bihār al-Anwār, 1403 H, jld. 36, hlm. 251. ↑ Qunduzi, Yanābi’ al-Mawadah, 1422 H, jld. 3, hlm. 398-399. ↑ Bahrani, al-Burhān, 1416 H, jld. 2, hlm. 103-104; Faidh Kasyani, al-Asfā, 1418 H, jld. 1, hlm. 217; Thaib, Athyab al-Bayān, 1378 S, jld. 4, hlm. 116; Syarif Lahiji, Tafsir Lahiji, 1373 S, jld. 1, hlm. 496; Qumi, Masyhadi, Kanz al-Daqāiq, 1415 H, jld. 3, hlm. 438; Arusi Huwaizi, Nur al-Tsaqālain, 1422 H, jld. 3, hlm. 398-399. ↑ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul-Nya dan ulil amri para washi Rasulullah di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al-Qur’an dan rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. QS. An-Nisa 59 Daftar Pustaka Arusi Huwaizi, Abdu Ali bin Jumah. Tafsir Nur ats-Tsaqalain. Peneliti Sayid Hasyim Rasuli Mahallati. Qom Inyisyarat Ismailiyan, 1415 H. Bahrani, Sayid Hasyim. Al-Burhan fi Tafsir al-Quran. Peneliti Qismu al-Dirasat al-Islamiah Muassasah al-Bi'tsah. Teheran Bonyad Bi'tsat, 1416 H. Faidh Kasyani, Muhsin. Al-Ashfa fi Tafsir al-Quran. Peneliti Muhammad Husain Dirayati dan Muhammad Ridha Ni'mati. Qom Markaz Intisyarat Daftar Tablighat Islami, 1418 H. Khuzai Razi, Ali bin Muhammad. Kifāyah al-Atsar fi an-Nash 'ala al-Aimmah al-Itsna Asyar. Editor Abdul Latif Husaini Kuhkamari. Qom Bidar, 1401 H. Majlisi, Muhammad Baqir. Bihār al-Anwār. Beirut Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 1403 H. Qummi Masyhadi. Kanz ad-Daqāiq wa Bahr al-Gharāib. Peneliti Husain Dargahi. Teheran Sasman Chab wa Intisyarat Wizara Irsyad Islami, 1368 HS. Qunduzi, Sulaiman binIbrahim. Yanābi' al-Mawaddah li Dzawi al-Qurba. Qom Uswah, 1422 H. Syaikh Shaduq, Muhammad bin Ali. Kamāluddin wa Tamām an-Ni'mah. Editor Ali Akbar Ghaffari. Teheran Islamiah, 1395 H. Syarif Lahiji, Muhammad bin Ali. Tafsir Lahiji. Peneliti Muhaddis Armawi. Teheran Daftar Nasyr Dad, 1373 HS. Thabrisi, Fadhl bin Hasan. I'lām al-Wara bi A'lām al-Huda. Qom Al al-Bait, 1417 H. Thayyib, Sayid Abdul Husain. Ahtyab al-Bayān fi Tafsir al-Quran. Teheran Intisyarat Islam, 1378 HS. vte ImamahPara Imam Imam Ali as • Imam Hasan as • Imam Husain as • Imam Sajjad as • Imam Muhammad al-Baqir as • Imam Ja'far al-Shadiq as • Imam Musa al-Kazhim as • Imam Ridha as • Imam Muhammad al-Jawad as • Imam Ali al-Hadi as • Imam Hasan al-Askari as • Imam Mahdi asAyat Ayat Wilayah • Ayat Ujian Nabi Ibrahim as • Ayat Ulil Amri • Ayat Ikmal • Ayat Tabligh • Ayat ShadiqinHadis Hadis Tsaqalain • Khutbah al-Ghadir • Hadis Wishayat • Hadis Manzilah • Hadis Yaum al-Dar • Hadis Man Mata • Hadis Silsilah al-Dzahab • Ziarah Jami'ah Kabirah • Hadis al-Khilafah • Hadis Safinah • Hadis Dua Belas Khalifah • Hadis al-Lauh • Hadis Wilayah • Hadis JabirPeristiwa Peristiwa Ghadir • Peristiwa Saqifah Bani Sa'idahBuku Al-Ghadir • 'Abaqat al-Anwar • Al-Muraja'at • Al-Nash wa al-Ijtihad • Ihqaq al-Haq wa Izhaq al-Bathil buku • Malam-malam di Peshawar • Itsbat al-Hudat • Minhaj al-Karamah • Al-Hidaya al-Kubra • Al-Khara'ij wa al-Jara'ih • Al-Ifsah fi l-imama • Dala'il al-Imamah • Al-Sirat al-Mustaqim ila Mustahiqqi al-TaqdimAkidah Ishmah • Wilayah • Ilmu Ghaib • Kegaiban • Kemunculan Imam Mahdi as • Kepemimpinan Dua Belas Imam • Ahlulbait as • KhilafahHal-hal yang berkaitan Tawalli • Tabarri • Mahdawiyyah • Raj'ah • Ulul Amr

Hadisriwayat Jabir bin Abdullah ra.:Dari Muhammad Al-Munkadir ia berkata: Aku melihat Jabir bin Abdullah bersumpah demi Allah bahwa Ibnu Shaid adalah seorang Dajjal, maka aku bertanya: Kenapa kamu bersumpah demi Allah? Dia menjawab: Aku mendengar Umar bersumpah tentang hal itu di hadapan Nabi saw. dan beliau tidak mengingkarinya.

Pelajaran berikut tentang karamah adalah dari Abdullah yaitu ayah dari sahabat Jabir bin Abdillah, jenazahnya awet setelah enam bulan dimakamkan. Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Ad-Da’awaaat 16. Kitab Kumpulan Doa بَابُ كَرَامَاتِ الأَوْلِيَاءِ وَفَضْلِهِمْ Bab 253. Karamah para Wali dan Keutamaan Mereka Hadits 1507 وَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، قَالَ لَمَّا حَضَرَتْ أُحُدٌ دعَانِي أَبي من اللَّيلِ فَقَالَ مَا أُرَاني إِلاَّ مَقْتُولاً في أوْلِ مَنْ يُقْتَلُ من أصْحَابِ النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم – ، وإنِّي لا أَتْرُكُ بَعْدِي أَعَزَّ عَلَيَّ مِنْكَ غَيْرَ نَفْسِ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – ، وإنَّ عَلَيَّ دَيْناً فَاقْضِ ، وَاسْتَوْصِ بِأَخَوَاتِكَ خَيْراً ، فَأصْبَحْنَا ، فَكَانَ أَوَّلَ قَتِيلٍ ، وَدَفَنْتُ مَعَهُ آخَرَ في قَبْرِهِ ، ثُمَّ لَمْ تَطِبْ نَفْسِي أنْ أتْرُكَهُ مَعَ آخَرَ ، فَاسْتَخْرَجْتُهُ بَعْدَ سِتَّةِ أشْهُرٍ ، فإذا هُوَ كَيَوْمِ وَضَعْتُهُ غَيْرَ أُذنِهِ ، فَجَعَلْتُهُ في قَبْرٍ عَلَى حِدَةٍ . رَوَاهُ البُخَارِي . Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, ia berkata, “Keitka perang Uhud tiba, ayah memanggilku pada malam hari. Ia berkata, “Aku kira diriku sebagai orang pertama yang gugur dari sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang paling mulia yang aku tinggalkan daripadamu setelah diri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aku juga mempunyai utang. Oleh karena itu, bayarlah. Aku berpesan agar engkau berbuat baik kepada saudara-saudara perempuanmu.” Keesokan harinya, ternyata ayahku adalah orang pertama yang gugur. Aku pun memakamkannya bersama yang lain di dalam kuburnya. Namun, hatiku merasa tidak tenang, karena ayahku dikuburkan bersama orang lain dalam satu liang. Maka dari itu, aku mengeluarkannya setelah enam bulan berikutnya. Ternyata, aku mendapati jasadnya masih sama seperti semula ketika aku meletakkannya, kecuali telinganya. Kemudian, aku menguburkannya sendirian dalam satu lian.” HR. Bukhari [HR. Bukhari, 3214-215] Faedah hadits Kemuliaan dan karamah dari Abdullah, ayah Jabir, pada saat memberitahu anaknya bahwsanya ia akan menjadi orang yang pertama gugur di antara sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Karamah lainnya tampak ketika ia dikeluarkan dari kubur setelah enam bulan, di mana kondisi fisiknya tetap seperti ketika pertama kali ia diletakkan di dalamnya. Bimbingan terhadap anak agar taat dan berbakti kepada orang tuanya, khususnya sepeninggal mereka. Untuk membantu terwujudnya hal tersebut, dapat dilakukan dengan memberitahu kedudukan mereka di hati orang tua. Besarnya kecintaan para sahabat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka mengutamakan beliau daripada diri, keluarga, dan anak-anak mereka. Keutamaan Jabir bin Abdullah karena mengamalkan wasiat ayahnya, yakni membayarkan utangnya setelah kematiannya. Diperbolehkan mengeluarkan mayat dari kubur apabila hal itu mengandung maslahat. Diperbolehkan melimpahkan wasiat kepada salah seorang ahli waris untuk mengurus ahli waris lainnya apabila kondisi menuntut demikian. Baca juga Ortu Membagi Harta Waris Sebelum Meninggal Dunia Referensi Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2547. – Ditulis saat hujan turun di Jogja, 11 Safar 1444 H, 8 September 2022 Muhammad Abduh Tuasikal Artikel

3 Hadits 'Ubadah bin Shamit ra.: Dari 'Ubadah bin Shamit ra. bahwa Rasulullah SAW shalat mengimami kami siang hari, maka bacaannya terasa berat baginya. Ketika selesai beliau berkata, Aku melihat kalian membaca di belakang imam. Kami menjawab, Ya. Beliau berkata, Jangan baca apa-apa kecuali Al-Fatihah saja. 4. Hadits Jabir bin Abdullah ra.:

Kali ini akan dibahas kumpulan hadits tentang ghibah dalam islam lengkap bahasa arab dan artinya. Hendaknya dalil hadits ghibah ini dipelajari dan dipahami agar kita tahu bahaya dan dosa yang didapatkan jika kita menggunjing dan membicarakan keburukan orang lain ghibah. Islam adalah agama suci dan mulia, semua perbuatan tercelah dilarang dan diharamkan oleh ALLAH SWT. Gosip, fitnah, namiah/adu domba, su'udzon/buruk sangka termasuk ghibah tidak dibenarkan bagi setiap muslim yang beriman. Banyak sekali dalil bai kitab suci Al-Quran maupun hadist tentang ghibah dimana didalamnya menjelaskan mengenai bahaya dan larangan ghibah, dosa bagi pelaku ghibah dan apa saja yang termasuk ke dalam perbuatan ghibah. Dalam ayat Al-Quran, ALLAH SWT berfirman sebagai berikut, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ Artinya“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” QS. Al Hujurat 12 Selain ayat Al-Quran diatas, masih banyak dalil ghibah lainnya yang berasal dari hadist hadits Nabi Muhammad SAW. Dengan berdasarkan hadist Nabi SAW, kita bisa tahu apa pengertian ghibah menurut islam, lalu apa saja ghibah yang dibolehkan dan ghibah yang tidak diperbolehkan serta termasuk dosa besar. Dan untuk lebih jelasnya, langsung saja simak berikut ini daftar kumpulan hadits tentang ghibah menggunjing yang shahih lengkap dalam tulisan arab dan terjemahan bahasa Indonesianya. Kumpulan Hadits Tentang Ghibah Lengkap Bahasa Arab dan Artinya Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa ala aalihi wa sallam bersabda أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ “Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya. Dan apabila ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya berbuat buhtan.” HR. Muslim. Sunan Abu Dawud tercantum sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalan Aisyah. Beliau berkata حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَكَذَا قَالَ غَيْرُ مُسَدَّدٍ تَعْنِي قَصِيرَةً فَقَالَ لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ “Wahai Rasulullah, cukuplah menjadi bukti bagimu kalau ternyata Shafiyah itu memiliki sifat demikian dan demikian.” Salah seorang periwayat hadits menjelaskan maksud ucapan Aisyah bahwa Shafiyah itu orangnya pendek. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sungguh engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicelupkan ke dalam lautan maka niscaya akan merubahnya.” Dari shahabat Sa’id bin Zaid radhiyallahu anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda ?إِنَّ مِنْ أَرْبَى الرِّبَا الإِسْتِطَالةَ فِي عِرْضِ المُسْلِمِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَفِي رِوَايَة مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ “Sesungguhnya termasuk riba yang paling besar dalam riwayat lain termasuk dari sebesar besarnya dosa besar adalah memperpanjang dalam membeberkan aib saudaranya muslim tanpa alasan yang benar.” Abu Dawud no. 4866-4967 إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا “Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, dan juga kehormatan kalian semua itu adalah haram atas kalian sebagaimana kesucian hari kalian ini hari Arafah, pada bulan kalian ini dan di negeri kalian yang suci ini.” المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ “Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” Muslim حدثنا بشر بن محمد أخبرنا عبد الله أخبرنا معمر، عن همَّام بن منبه، عن أبي هريرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال إياكم والظن، فإن الظن أكذب الحديث، ولا تحسسوا، ولا تجسسوا، ولا تحاسدوا، ولا تدابروا، ولا تباغضوا، وكونوا عباد الله إخواناً 4849] Artinya Basyar ibn Ahmad telah bercerita kepada kami dari Abdullah dari Mu’ammar dari Hammam ibn Munabbih dari Abi Hurairah ra, dari Nabi Muhammad SAW telah bersabda Takutlah kalian akan berprasangka. Karena berprasangka adalah ucapan bohong besar. Janganlah kalian saling saling iri, saling meneliti kesalahan orang, saling hasud, saling membelakangi, saling bermusuhan. Jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. HR al-Bukhari لما عٌرج بى مررت بقوم لهم اظفار من نحاس يخمشون وجوههم و صدورهم فقلت من هؤلاء يا جبريل؟ قال هؤلاء الذين يأكلون لحوم الناس و يقعون فى أعراضهم. Artinya Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka melukai mencakari wajah-wajah mereka dan dada-dada mereka. Maka aku bertanya ”Siapakah mereka ya Jibril?” Jibril berkata ”Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia dan mereka mencela kehormatan-kehormatan manusia”. Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud Dari shahabat Ibnu Umar radhiyallahu’anhu, bahwa beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانَهِ وَلَمْ يَفْضِ الإِيْمَانُ إِلَى قَلْبِهِ لاَ تُؤْذُوا المُسْلِمِيْنَ وَلاَ تُعَيِّرُوا وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ يَتَّبِعْ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ تَتَّبَعَ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبَعِ اللهُ يَفْضَحْهُ لَهُ وَلَو في جَوْفِ رَحْلِهِ Artinya“Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya. Barang siapa yang Allah mencari aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya walaupun di dalam rumahnya.” At Tirmidzi dan lainnya Ada seorang wanita yang menemui Aisyah radhiyallahu anha. Tatkala wanita itu hendak keluar, Aisyah berisyarat pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan tangannya untuk menunjukkan bahwa wanita tersebut pendek. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas bersabda, قَدِ اغْتَبْتِيهَا “Engkau telah mengghibahnya.” HR. Ahmad 6 136. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” HR. Bukhari dan Muslim كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَارْتَفَعَتْ رِيحُ جِيفَةٍ مُنْتِنَةٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَتَدْرُونَ مَا هَذِهِ الرِّيحُ هَذِهِ رِيحُ الَّذِينَ يَغْتَابُونَ الْمُؤْمِنِينَ Artinya Kami pernah bersama Nabi tiba-tiba tercium bau busuk yang tidak mengenakan. Kemudian Rasulullah bersabda, Tahukah kamu, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang mengghibah menggosip kaum mu’minin.Hadits riwayat Ahmad dari Jabir bin Abdullah مَنْ رَدَّ عِرْضَ أَخِيْهِ رَدَّ اللهُ عَنْ وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ Artinya “Barang siapa yang mencegah terbukanya aib saudaranya niscaya Allah akan mencegah wajahnya dari api neraka pada hari kiamat nanti.” At Tirmidzi no. 1931 dan lainnya Di dalam Sunan Tirmidzi terdapat riwayat yang menceritakan hadits dari jalan Ibnu Umar, beliau berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam naik mimbar dan menyeru dengan suara yang lantang “Wahai segenap manusia yang masih beriman dengan lisannya namun iman itu belum meresap ke dalam hatinya janganlah kalian menyakiti kaum muslimin. Dan janganlah melecehkan mereka. Dan janganlah mencari-cari kesalahan-kesalahan mereka. Karena sesungguhnya barang siapa yang sengaja mencari-cari kejelekan saudaranya sesama muslim maka Allah akan mengorek-ngorek kesalahan-kesalahannya. Dan barang siapa yang dikorek-korek kesalahannya oleh Allah maka pasti dihinakan, meskipun dia berada di dalam bilik rumahnya.” Hadits ini tercantum dalam Shahihul Musnad, 1/508 “Demi Allah, salah seorang dari kalian memakan daging bangkai ini hingga memenuhi perutnya lebih baik baginya daripada ia memakan daging saudaranya yang muslim”. Bukhari “Ghibah itu dosanya lebih berat dari dosa zina. Ditanyakan pada Nabi Bagaimana mungkin? Nabi menjawab Lelaki yang berzina lalu bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya. Sedangkan pelaku ghibah dosanya tidak akan diterima kecuali ia dimaafkan oleh yang dighibahi.” Tabrani “Siapa yang berkata tentang seorang mukmin dengan sesuatu yang tidak terjadi tidak dia perbuat, maka Allah SWT akan mengurungnya di dalam lumpur keringat ahli neraka, sehingga dia menarik diri dari ucapannya malakukan sesuatu yang dapat membebaskannya” HR. Ahmad. Demikianlah artikel kumpulan hadits tentang ghibah lengkap dalam bahasa arab dan artinya. Semoga dalil dalil mengenai larangan ghibah / menggunjing diatas bermanfaat dan menjadikan kita menjauhi segala perbuatan tercela termasuk membicarakan keburukan/kejelekan orang lain. Wallahu a'lam.
IbnuSyihab berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Jabir bin Abdullah Al Anshari bertutur tentang kekosongan wahyu, sebagaimana yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ceritakan: "Ketika sedang berjalan aku mendengar suara dari langit, aku memandang ke arahnya dan ternyata Malaikat yang pernah datang kepadaku
Biografi Ahli Hadits Jabir bin Abdullah Radhiyallahu anhu Jabir bin Abdullah meriwayatkan hadist, Ayahnya bernama Abdullah bin Amr bin Hamran Al-Anshari as-Salami. Ia bersama ayahnya dan seorang pamannya mengikuti Bai’at al-Aqabah kedua di antara 70 sahabat anshar yang berikrar akan membantu menguatkan dan menyiarkan agama Islam, Jabir juga mendapat kesempatan ikut dalam peperangan yang dilakukan oleh Nabi, kecuali perang Badar dan Perang Uhud, karena dilarang oleh ayahku. Setelah Ayahku terbunuh, aku selalu ikut berperang bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Jabir bin Abdullah pernah melawat ke Mesir dan Syam dan banyak orang menimba ilmu darinya dimanapun mereka bertemu dengannya. Di Masjid Nabi Madinah ia mempunyai kelompok belajar , disini orang orang berkumpul untuk mengambil manfaat dari ilmu dan ketakwaan. Ia wafat di Madinah pada tahun 74 H. Abbas bin Utsman penguasa madinah pada waktu itu ikut mensholatkannya. Sanad terkenal dan paling Shahih darinya adalah yang diriwayatkan oleh penduduk Makkah melalui jalur Sufyan bin Uyainah, dari Amr bin Dinar, dari Jabir bin Abdullah. biografi jabir dalam Al-Ishabah 1/213 dan Tahdzib al-Asma 1/142

KitabShalat Bab Ke-1: Bagaimana Shalat Diwajibkan di Malam Isra' Ibnu Abbas berkata, "Ketika Abu Sufyan menceritakan tentang Heraklius kepadaku, ia berkata, 'Nabi Muhammad saw menyuruh kami mendirikan shalat, berlaku jujur, dan menjaga diri dari segala sesuatu yang terlarang.'"[1] 192. Anas bin Malik r.a. berkata, "Abu Dzarr r.a. menceritakan bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda

Hadisriwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata: Suatu ketika aku turut melakukan salat khauf bersama Rasulullah saw. Beliau membagi kami menjadi dua barisan, satu barisan berada di belakang efkldKT.
  • 4250ymowt6.pages.dev/158
  • 4250ymowt6.pages.dev/218
  • 4250ymowt6.pages.dev/101
  • 4250ymowt6.pages.dev/191
  • 4250ymowt6.pages.dev/332
  • 4250ymowt6.pages.dev/454
  • 4250ymowt6.pages.dev/178
  • 4250ymowt6.pages.dev/375
  • kumpulan hadits jabir bin abdullah